Senin, 05 November 2012

INVESTASI PENDIDIKAN UNTUK MASA DEPAN BANGSA

 
Pendahuluan
Kini Indonesia telah mencapai kemerdekaan hampir genap 67 tahun, namun permasalahan pendidikan selalu muncul silih berganti dan belum terseleseikan dengan baik seperti apa yang diharapkan berbagai pihak. Banyak para pakar pendidikan mengatakan bahwa keterpurukan pendidikan di Indonesia ini tidak lepas dari kebijakan dan peran Rezim Orde Baru yaitu antara tahun 1965 – 1998. Yang mana waktu itu pemerintah Orde Baru tidak / kurang peduli pada pendidikan, misalnya untuk sektor pendidikan hanya dianggarkan 7 % saja dari APBN ( Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara), padahal Malaysia dan Thailand pada waktu itu sudah menganggarkan lebih dari 20 % untuk pendidikan dari APBN nya. Persoalan anggaran, meski tidak menjadi satu-satunya faktor penentu bidang pendidikan, tetapi keberadaannya memiliki dampak yang sangat besar terhadap dunia pendidikan dan bagi kemajuan bangsa.
Untuk saat ini Pemerintah menganggarkan pendidikan sebesar 20 % dari APBN/D, memang secara absolut dari nilai rupiah ( tahun 2010 mencapai Rp195,6 triliun / www.mediaindonesia.com/read/2009/06/06/81875/88/14/Anggaran-Pendidikan / tgl 22 Mei 2010 ) maupun prosentase relatif mengalami kenaikan cukup tinggi dibanding masa Rezim Orba. Namun angka tersebut ternyata termasuk gaji Guru dan Dosen yang mestinya masuk pada belanja rutin Negara. Sehingga kondisi ini banyak pihak mempertanyakan komitmen pemerintah dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa yang telah merdeka selama hampir genap 67 tahun ini.

Sabtu, 03 November 2012

Membangun Nilai-nilai Kewirausahaan di Kampus


Untuk menjadi Wirausahawan (entrepreneur) dan atau orang yang sukses harus dapat menumbuhkembangkan beberapanilai-nilai kewirausahaan dalam kehidupan dan kegiatan sehari – hari. Nilai dan mentalitas kewirausahaan yang dimaksud adalah sebagai beriku: 
a.    Percaya diri (self confidence) 
Sifat percaya diri adalah keyakinan seseorang dalam menghadapi dan  melaksanakan tugas atau pekerjaan sesuai dengan potensi yang ada pada dirinya. Kepercayaan diri dalam melakukan dan menyeleseikan suatu pekerjaan perlu ditanamkan, agar kegairahan kerja maupun semangat kerja keras dapat dibentuk dalam diri sendiri.. Wirausahawan yang sukses ataupun orang yang sukses, mereka yang memilki perasaan optimistis dalam diri. Optimistis bukan berarti nekat, namun lebih mengarah pada keyakinan pada diri, bahwasanya diri kita mempunyai kemampuan diri dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan. 
b.   Berorientasi tugas dan hasil 
Seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan hasil, adalah orang yang selalu mengutamakan nilai-nilai motif berprestasi, berorientasi ketekunan dan kerja keras. Dalam kewirausahaan peluang hanya diperoleh apabila ada inisiatif ke arah pencarian peluang dan kesempatan yang secara ekonomis memberikan keuntungan. Keuntungan yang dimaksud tidak semata diukur dengan nilai uang, namun keuntungan bisa dalam bentuk manfaat bagi diri sendiri maupun manfaat sosial / orang lain. Perilaku inisiatif biasanya diperoleh melalui pelatihan, pengalaman langsung,dengan cara disiplin diri, berpikir kritis, tanggap, bergairah dan semangat berprestasi. 
c.    Keberanian mengambil risiko 
Orang yang bermental wirausahawan berbeda dengan sebagai pekerja, dalam segala aktifitasnya selalu dihadapkan pada situasi dan kondisi yang selalu berubah. Perubahan situasi tersebut mungkin akan memberikan peluang untuk mencapai keberhasilan dan mungkin perubahan situasi dan kondisi tersebut akan memberikan ancaman , bahkan memicu kegagalan dalam melakukan usaha. Untuk itu seseorang yang bermental wirausahaawan harus siap menghadapi dan berani menanggung resiko akan kegagalan dalam melakukan usaha dan atau suatu kegiatan dalam pengertian yang lebih luas.
Selanjutnya kemampuan dan keberanian untuk mengambil risiko dalam melaksanakan suatu usaha akan sangat tergantung dari :
  • Keyakinan pada diri sendiri dalam melakukan Pekerjaan dan atau usaha
  • Kecermatan dalam mencari peluang dan kemungkinan untuk    memperoleh keuntungan.
  • Kemampuan untuk menilai risiko secara realitis